KOMUNIKASI VERBAL (RESUME BUKU ILMU KOMUNIKASI SUATU PENGANTAR)


RESUME BAB 6 KOMUNIKASI VERBAL
BUKU ILMU KOMUNIKASI SUATU PENGANTAR
KARYA PROF. DEDDY MULYANA, M.A., Ph.D.

     A. Pengertian Komunikasi Verbal
1. Pesan Verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan suatu kata. Usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan merupakan komunikasi verbal yang disengaja.
2. Sistem kode verbal disebut bahasa. Bahasa merupakan seperangkat symbol dengan aturan untuk mengkombinasikan symbol-simbol tersebut dan digunakan serta dipahami oleh komunitas.
3. Bahasa Verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud. Misalnya kata rumah, meja, kursi dan lain-lain.

    B. Asal-usul Bahasa
1. Bahasa verbal muncul sesudah bahasa nonverbal. Jadi bahasa muncul karena kemampuan mengartikulasikan isyarat-isyarat jemari dan tangan (bahasa nonverbal)
2. Makhluk mirip manusia namun masih seperti kera berkomunikasi dengan naluriah dengan bertukar tanda alamiah berupa suara (gerutan dan pekikan), postur dan gerakan tubuh. Komunikasi mereka primitif.
3. Nenek moyang kita (Cro Magnon) berkomunikasi lewat gambar-gambar dari tulang, tanduk, cadas dan dinding-dinding gua. Inilah sarana pertama yang dikenal manusia untuk merekam informasi.
4. 40.000 dan 35.000 tahun lalu Cro Magnon mulai menggunakan lisan. Mereka mengembangkan salah satu jenis tanda yang disebut symbol atau lambang. Dengan kemampuan tersebut, mereka mampu membuat rencana dan dapat bertahan hidup.
5. Cara bicara berkembang ketika orang-orang menyebar ke kawasan baru dan mengatasi permasalahan baru. Bahasapun berevolusi dari generasi ke generasi.
6. 5000 tahun yang lalu terjadi transisi komunikasi yaitu era tulisan dan bahasa lisan terus berkembang.
7. 500 SM penggunaan alfabet sudah meluas.
8. Abad ke 15 memasuki era cetak dan disusul era radio, era televisi sampai era komputer sampai saat ini

     C. Fungsi Bahasa Dalam Kehidupan Manusia
Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek dan peristiwa. Penamaan merupakan dimensi pertama dari bahasa. Contohnya nama matahari.
Tanpa bahasa kita tidak dapat bertukar informasi, menghadirkan objek dan tempat untuk dirujuk ketika berkomunikasi.
1. Menurut Larry L. Barker bahasa memiliki tiga fungsi:
    a. Penamaan (naming atau labeling)
    b. Interaksi
    c. Transmisi informasi
2. Menurut Book bahasa memiliki tiga fungsi:
    a. Untuk mengenal dunia disekitar kita
    b. Berhubungan dengan orang lain
    c. Menciptakan koherensi dala kehidupan

     D. Keterbatasan Bahasa
1. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek
Tidak semua kata tersedia untuk merujuk objek.Kata-kata bersifat parsial. Contoh : Nama apa yang harus kita berikan untuk benda yang bentuknya mirip pintu, tapi berukuran lebih kecil? Apakah pintu kecil? Atau jendela?
2. Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual
    1. Bersifat Ambigu
Bersifat ambigu karena kata-kata mempresentaskan persepsi dan interpretasi orang yang menganut latar belakang budaya yang berbeda-beda. Jadi terdapat bebagai kemungkinan makna. Contoh : Kata berat, kata berat memiliki makna yang beraneka ragam mislanya tubuh orang itu berat yang berarti badannya berat sedangkan ujian itu berat berarti ujian itu sulit atau susah.
     2. Bersifat Kontekstual
Kita sulit mencari padanan kata tersebut dalam bahasa lain. Contohnya kata amis. Dalam bahasa jawa amis bermakna bau yang tidak sedap, namun dalam bahasa sunda amis berarti manis. Bersifat kontekstual berarti juga kata tersebut tidaklah mengisyaratkan bahwa aturan=aturan baku dalam berbahasa tidaklah mutlak.
3. Kata-kata Mengandung Bias Budaya
Bahasa terikat oleh konteks budaya. Bahasa dipandang sebagai perluasan budaya. Bahasa yang berbeda sebenarnya mempengaruhi pemakainya untuk berfikir dan melihat lingkungan sekitar dengan cara yang berbeda.
Contoh kata makan untuk kata ganti orang dalam bahasa jawa maupun sunda yang berbeda-beda berdasarkan untuk siapa kata tersebut diterapkan.
4. Percampuradukan fakta, penafsiran dan penilaian
Seringnya kita mencampuradukkan fakta, penafsiran dan penilaian karena kekeliruan persepsi. Pencampuradukan fakta dengan dugaan seperti Ani bingung, kita sering menganggap sebagai pernyataan fakta karena kita melihatnya.

ATAU DOWNLOAD INI, FORMAT MS WORD
LINK DIBAWAH

     E. Kerumitan Makna Kata
Keliru jika kita menganggap kata itu mempunyai makna, yang sebenarnya kitalah yang memberi makna pada kata tersebut. Makna muncul dari hubungan khusus antara kata (sebagai symbol verbal) dengan manusia.
Makna digolongkan sebagai makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya (factual) seperti dalam kamus. Makna konotatif adalah makna yang bersifat pribadi (Subjektif). Contoh mobil adalah kendaraan beroda empat, namun bisa juga bermakna konotatif yaitu berhubungan dengan kemarahan menurut orang yang baru saja dipecat dipabrik mobil dan kesenangan bagi orang yang baru membeli mobil.
Kata-kata dengan sendirinya tidak bermakna, kecuali bila kita memaknainya sendiri sebagai makna kata tersebut. Jadi jika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita menyampaikan kata-kata tanpa makna dan kata-kata tersebut merangsang munculnya makna yang dianut orang tersebut terhadap maknanya. Maka, komunikasi akan lancar jika makna dari kata-katanya bermakna sama dengan orang lain.
Makna kata mudah dimanipulasi. Maka suatu kelompok bias saja merubah makna dari makna biasanya. Contoh suatu keluarga dapat menggunakan kata nyanyi bukan untuk merujuk kegiatan bernyanyi namun untuk kegiatan yang lain.
Kata-kata boleh jadi terus berevolusi dengan makna yang juga terus berubah. Sejumlah kata hilang, sejumlah kata baru muncul. Sesuai prinsipnya kita dapat menciptakan kata apa saja dengan arti apa saja, mengubah arti tersebut kapan saja.

     F. Berbagai Tantangan Terkait
1. Bahasa Daerah vs Bahasa Daerah
Terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya yang berbeda, tidak heran bila terdapat kata-kata yang sama tetapi dimaknai secara berbeda atau sebaliknya. Maka, dua orang yang berasal dari budaya yang berbeda boleh jadi mengalami kesalah pahaman ketika menggunakan kata yang sama. Misalnya kata awak untuk orang Minang berarti saya, sedangkan pada bahasa melayu berarti kamu.
2. Bahasa Daerah vs Bahasa Indonesia
Kata dari bahasa daerah juga digunakan dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya. Kata-kata Indonesia seperti diselipkan dalam bahasa daerah namun artinya jauh berbeda. Contohnya kata sok dalam bahasa Indonesia yang berarti sombongg namun dalam bahasa sunda diartikan silahkan.
3. Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing
Ada juga bahasa asing yang sama dengan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah kita namun maknanya berbeda. Mungkin kita akan tertawa jika mengetahui makna kata tersebut yaitu makna pada bahasa asing. Contoh kata bawal berarti dilarang pada bahasa Filipina, sedangkan dalam bahasa Indonesia bawal merupakan suatu jenis ikan. Kata cincin yang menurut kita yaitu suatu perhiasan yang dipakai dijari, namun pada bahasa jepang cincin merupakan alat kelamin laki-laki.

     G. Nama Sebagai Simbol
Dimensi pertama atau fungsi pertama bahasa adalah penamaan. Nama diri sendiri menjadi symbol pertama dan utama bagi seseorang.  Nama pribadi adalah unsure penting identitas seseorang dalam masyarakat, karena interaksi dimulai dengan nama dan baru kemudian diikuti dengan atribut-atribut lainnya. Nama dapat mempengaruhi hidup.
Nama bersifat simbolik. Nama yang bagus menimbulkan kesan positif pada pendengar. Berdasarkan penelitian, menyandang nama yang lazim memberi kesan lebih baik dan lebih popular dari pada nama yang tidak lazim.
Berbagai cara digunakan oleh suatu budaya untuk memberi nama anak. Contohnya di Bali, urutan anak bias diketahui urutannya. Nama wayan untuk anak pertama dan seterusnya.
Nama hewanpun dapat berfungsi sebagai symbol. Contohnya anjing dikonotasikan paling buruk diantara nama binatang lain.
Nama juga dapat menyusahkan pandangan. Contohnya nama Muhammad dan Abdullah mungkin mereka terbebani jika melakukan hal yang buruk.

     H. Bahasa Gaul
Orang yang memiliki latar belakang social budaya berbeda berbicara dengan cara yang berbeda. Perbedaan dapat berupa intonasi, kecepatan, volume dan kosakata. Contohnya cara bicara orang batak dan orang jawa. Perbedaan cara bicara ilmuan dan pedagang.
Beberapa kata punya arti khusus, unik, menyimpang bahkan bertentangan dengan arti yang lazim. Bahasa gaul atau argot merujuk pada bahasa khas yang digunakan setiap komunitas. Merujuk pula pada bahasa rahasia yang digunkan kelompok tersebut.
Bahasa khusus ini memiliki fungsi tertentu bagi kelompok penggunanya. (1) sebagai kontrabudaya dan sarana pertahanan diri, (2) sarana kebencian kelompok tersebut terhadap budaya dominan, (3) sebagai sarana memelihara identitas dan solidaritaskelompok
1. Bahasa Kaum Selebritis
Bahasa gaul yang digunakan selebritis seperti sejenis rumus. Contoh disisipi in . Namun ada bahasa gaul baru yang mungkin hanya diketahui kalangan tersebut. Contoh “akika mawar makasar” yang artinya “ia sedang cari makanan”
Bahasa tersebut bukan hanya sebagai alat komunikasi, namun juga alat identifikasi. Digunkan terutama bila berkomunikasi hal-hal yang sangat pribadi.
2. Bahasa gay dan bahasa waria
Bahasa gaul yang digunakan gay sama dengan bahasa gaul yang digunakan oleh kaum selebriti. Seperti menambahkan in , binaginus (bagus), cinakinep (cakep) dan lain-lain.
Bahasa gaul yang digunakan wariapun tak jauh beda dengan bahsa selebritis contohnya akika (aku), Diana (dia) dan lain-lain.

     I. Pengalihan Bahasa
Komunikasi dalam bahasa yang sama dapat menimbulkan salah pengertian, apabila kita tidak menguasai bahasa lawan bicara kita. Maka untuk melakukan komunikasi yang efektif,kita harus menguasai bahasa mitra komunikasi kita.
Menurut Tubbs dan Moss, penguasaan bahasa asing yang minim dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan yang segera.

   J. Komunikasi Konteks-Tinggi vs Komunikasi Konteks-Rendah
Setiap orang secara pribadi punya gaya khas dalam berbicara, bukan hanya caranya tetapi juga topic-topik yang dibicarakannyya. Kekhasan tersebut diwarisi dari budayanya. Edward T.Hall (1973) membedakan budaya konteks-tinggi (high-context culture) dengan budaya konteks-rendah (low-context culture) yang mempunyai beberapa perbedaan dalam cara penyandian pesannya.
Konteks-rendah ditandai dengan komunikasi konteks-rendah seperti pesan verbal dan eksplisit, gaya bicara langsung, lugas dan berterus terang. Mereka mengatakan apa yang mereka maksud dan memaksudkan apa yang mereka katakana. Sifat dari konteks-rendah adalah cepat dan mudah berubah.
Sedangkan budaya konteks-tinggi ditandai dengan komunikasi konteks-tinggi seperti pesannya bersifat implisit, tidak langsung dan tidak terus terang. Pesan yang sebenarnya mungkin tersembunyi dalam perilaku nonverbal pembicara seperti intonasi suara dan gerakan tangan. Contohnya penggunaan kalimat pendek-pendek atau disingkat.

 DOWNLOAD DOKUMEN MICROSOFT WORD
---------- DISINI ----------
LEBIH LENGKAP, LEBIH MUDAH, DILENGKAPI SUMBER/ DAFTAR PUSTAKA

0 Response to "KOMUNIKASI VERBAL (RESUME BUKU ILMU KOMUNIKASI SUATU PENGANTAR)"

Post a Comment