Teori ini menekankan pada kualitas pembawaan sejak lahir atas tingkah laku sosial. Menurut Konrad Lorenz (1966) tingkah laku agresi adalah perwujudan dari insting agresi yang dibawa sejak lahir dan berasal dari kebutuhan untuk melindungi diri.
Contoh : Misalnya apabila seorang ibu melindungi anaknya maka sang ibu berarti menjelaskan tingkah laku insting orang tua (parental insting.)
2. Teori Belajar
Teori Belajar lebih menekankan kepada peranan situasi dan lingkungan sebagai sumber penyebab tingkah laku. Teori ini menganalisa tingkah laku sosial disekitarnya yang sering dilihatnya. Menurut Bandura (1977), seorang anak belajar tingkah laku baru dengan melihat orang lain (model) yang melakukannya dan mengamati konsekuensi dari sejumlah tingkah laku. Teori belajar ini dibagi menjadi 2 (dua) pengertian belajar yaitu belajar secara fisik misalnya belajar menari, naik sepeda dan lain-lain, dan belajar psikis yaitu mempelajari perannya dan peran orang lain dalam konteks sosial. Dalam teori belajar, kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial ini.
Contoh : Seorang anak yang dilahirkan dan dibesarkan dilingkungan penjudi maka besarnya berpeluang besar menjadi penjudi.
3. Teori Kognitif
Teori Kognitif ini sebenarnya merupakan penamaan baru dari Teori Belajar. Namun Teori Kognitif lebih menekankan tentang bagaimana perilaku bisa dibentuk melalui pengamatan pada model-model yang ditampilkan oleh media massa. Menurut Fiske dan Taylor (2009) Riset kognisi sosial fokus pada bagaimana seseorang menyatukan berbagai informasi tentang orang, situasi sosial, dan kelompok dalam rangka menarik kesimpulan tentang mereka. Teori kognitif lebih memusatkan perhatian pada interpretasi dan perseptual mengenai keadaan sekarang, bukan masa lalu. Hal tersebut yang membedakan dengan Teori Belajar.
Contoh : Acara televisi yang menayangkan cara memasak akan dapat mempengaruhi orang yang awalnya tidak suka memasak menjadi senang memasak dengan menunjukkan cara-cara yang lebih mudah dan simple.
4. Teori Peran
Perspektif dasar teori ini adalah bahwa tingkah laku dibentuk oleh peranan-peranan yang diberikan oleh masyarakat bagi individu-individu untuk melaksanakannya. Yang artinya, Teori peran adalah sebuah sudut pandang dalam masyarakat yang menganggap sebagian besar aktivitas harian diperankan oleh kategori-kategori yang ditetapkan secara sosial (misalnya ibu, manajer, guru).
Contoh : Peran seorang ayah adalah mendisiplinkan anaknya, maka ada ayah yang menggunakan hukuman-hukuman fisik dan ada pula yang menggunakan nasihat terhadap anaknya tanpa memberikan hukuman fisik.
5. Teori Stimulus-Respon
Pada teori ini merupakan teori yang berlanjutan, artinya stimulus akan terjadji terlebih dahulu yang akan diikuti oleh respon. Stimulus adalah peristiwa yang terjadi baik diluar maupun di dalam tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya suatu perubahan tingkah laku. Jadi setelah stimulus tersebut berlangsung beberapa kali maka akan timbul respon.
Contoh : Suara lagu dari penjual es krim keliling. Awalnya mungkin suara itu asing, tetapi setelah si pejual es krim sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air liur apalagi pada siang hari yang panas.
Terimakasih informasinya...
ReplyDeleteBelajar psikologi di Universitas Psikologi gratis. Berikut artikel menarik:
Pengertian Motif dan Motif Afiliasi
Teori Belajar dan Evaluasi Belajar
Cara Penyesuaian Diri dan Bentuk Penyesuaian Diri yang Baik dan Buruk