TOKOH FILSAFAT KOMUNIKASI DAN HASIL PEMIKIRANNYA

1. Richard L. Lanigan
A. Biografi
Lanigan, Richard L., B.A. (Majors: Communicology and Philosophy, University of New Mexico, USA 1967), M.A. (Major: Communicology; Minor, Philosophy, UNM 1968), Ph.D. (Major: Communicology; Minor: Philosophy, School of Communication, Southern Illinois University, USA 1969). Bahasa: Inggris, Prancis, Spanyol. Dia mendapat gelar Ph.D. pada usia 25 tahun, menunjuk Profesor Penuh pada usia 35. Saat ini dia adalah seorang sarjana dan profesor terkemuka dari Universitas di Illinois, AS di mana dia menyelesaikan empat puluh tahun pengajaran dan penelitian universitas. Sebagai anggota Sekolah Pascasarjana di SIU, ia memimpin 35 Ph.D. disertasi dan menjabat sebagai pemeriksa eksternal untuk disertasi tambahan 64 doktor. Pada tahun 2000 ia menjadi direktur pendiri, International Communicology Institute di SIU, sebuah kelompok riset internet (http://www.communicology.org), yang sekarang berada di pinggiran kota Washington, DC, AS. Dia adalah wakil presiden Asosiasi Internasional untuk Studi Semiotika yang lalu, namun terus bertugas di Komite Eksekutif IASS yang mewakili AS. Atas permintaan Biro Urusan Kebudayaan dan Pendidikan A.S., dia bertugas sebagai Senior Fulbright Fellow (P.R. China 1996, Cross-Cultural Communication) di Sichuan Union University di Chengdu City. Baru-baru ini, dia kembali direkrut sebagai Spesialis Program Fulbright Senior (Canada 2007, Intercultural Communication) di Brock University untuk membantu Wakil Presiden untuk Penelitian dan Urusan Internasional. Dia adalah anggota terpilih Akademi Internasional untuk Penelitian Antarbudaya. Dia adalah presiden terakhir Masyarakat Semiotika Amerika dan editor masa lalu (10 tahun) The American Journal of Semiotics. Dia ditunjuk sebagai Editor Tamu dan berkontribusi pada Semiotica (Vol 41: "Semiotika dan Fenomenologi", 1982). Dia adalah anggota terpilih dari American Philosophical Association. Dia adalah ketua pendiri Divisi Komunikasi Filsafat (# 10) dari Asosiasi Komunikasi Internasional (pada Kongres Dunia Pertama untuk Ilmu Komunikasi, Berlin, Jerman, 1977; terpilih kembali sebagai Ketua pada tahun 1978, 1979, 1980).
Penghargaan akademisnya meliputi: Penghargaan Pribumi Phi Kappa Phi Outstanding 1999, National Communication Association (AS) menyoroti Penghargaan Beasiswa 1995, Penghargaan Delta untuk Beasiswa, Southern Illinois University 1988. Buku terbitannya meliputi: Speaking and Semiology (Mouton 1972; 2nd ed. 1991); Speech Act Phenomenology (Martinus Nijhoff 1977); Fenomenologi Semiotik Retorika (University Press of America 1984); Fenomenologi Komunikasi (Duquesne University Press 1988); Ilmu Manusia Komunikatif (Duquesne University Press 1992). Dia juga telah menulis 40 bab buku, 35 cetak dan 22 artikel jurnal elektronik, dan telah mempresentasikan 124 undangan ceramah umum di sekitar 25 negara. Riwayat hidup lengkap tersedia secara online: http://myprofile.cos.com/rlanigan

B. Pemikiran Richard L. Lanigan
a. Metafisika
Richard Lanigan menyatakan bahwa metafisika adalah studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realitas. Dalam metafisika, ada beberapa hal yang direfleksikan. Hal-hal itu adalah sifat manusia dan hubungannya dengan alam, sifat dan fakta kehidupan manusia, problema pilihan manusia dan soal kebebasan pilihan tindakan manusia. Dalam hubungannnya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
- Sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan realita dalam alam semesta.
- Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab dan aturan.
- Problema pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada prilaku manusia.
b. Epistemologi
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia [a branch of philosophy that investigates the origin, nature, methods and limits of human knowledge]. Sementara itu, epistemologi lebih merupakan cabang filsafat yang merefleksikan asal-usul, hakikat dan batasan pangetahuan manusia. Epistemologi berkaitan dengan penguasaan pengetahuan dan lebih mendasar lagi berkaitan dengan kriteria penilaian atas kebenaran. Dalam epistemologi, terdapat beberapa teori kebenaran berdasarkan koherensi, korespondensi, pragmatisme dan legalisme. Epistemologi pada dasarnya adalah cara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh yang dalam prosesnya menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan perencanaan yang matang dan mapan, sistematik dan logis.
Pada dasarnya metode ilmiah dilandasi :
- Kerangka pemikiran yang logis.
- Penjabaran hipotesis yang merupakan deduksi dan kerangka pemikiran.
- Verifikasi terhadap hipotesis untuk menguji kebenarannya secara faktual.
Kerangka pemikiran yang logis mengandung argumentasi yang dalam menjabarkan penjelasannya mengenai suatu gejala bersifat rasional. Dalam pada itu, hipotesis sebagai deduksi dari suatu kerangka pemikiran merupakan dugaan sementara yang untuk membuktikanna diperlukan suatu pengujian, sendangkan verifikasi berarti penilaian secara objektif terhadap suatu pernyataan yang hipotesis.
Lanigan mengatakan bahwa prosesnya yang progresif dari kognisi menuju afeksi yang selanjutnya menuju konasi, epitemologi berpijak pada salah satu atau lebih teori kebenaran.
c. Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang ingin merefleksikan cara bagaiman menggunakan ilmu pengetahuan diperoleh. Lanigan berpendapat bahwa aksiologi adalah studi etika dan estetika. Dapat dikatakan bahwa aksiologi adalah kajian tentang nilai manusiawi dan bagaimana cara mengekspresikannya.
Dalam hubungannya dengan filsafat komunikasi, Lanigan mengatakan bahwa aksiologi, kategori keempat dari filsafat, merupakan studi etika dan estetika. Ini berarti, aksiologi adalah suatu kajian terhadap apa itu nilai-nilai manusiawi dan bagaimana cara melembagakannya.
Jelaslah bagaimana pentingya bagi seorang komunikator ketika ia mengemas pemikirannya sebagai isi pesan dengan bahasa sebagai lambang, untuk terlebih dahulu melakukan pertimbangan nilai [value judgement] apakah pesan yang ia komunikasikan etis atau tidak, estetis atau tidak.
d. Logika
Logika adalah cabang filsafat yang menelaah asas dan dasar metode penalaran secara benar dalam hal ini cara berkomunikasi secara lebih baik dan benar. Logika penting dalam berkomunikasi karena pemikiran harus dikomunikasikan dan yang dikomunikasikan merupakan putusan sebagai hasil dari proses berpikir. Logika berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar [deals with study of the principles and methods of correct reasoning].
Bahwa logika teramat penting dalam komunikasi, jelas karena suatu pemikiran harus dikomunikasikan kepada orang lain, dan yang dikomunikasikan itu harus merupakan putusan sebagai hasil dari proses berpikir, dalam hal ini berpikir logis.

2. Stephen W. Littlejohn 
A. Biografi
Stephen Littlejohn (Ph.D., University of Utah), adalah konflik manajemen konsultan, mediator, fasilitator, dan trainer. Dia adalah konsultan untuk Konsorsium Dialog Publik dan mitra dalam Domenici Littlejohn, Inc Stephen adalah co-penulis Konflik Moral: When Worlds Collide Sosial (Sage, 1997) dan telah menulis banyak buku dan artikel lainnya pada komunikasi dan konflik. Dia adalah seorang profesor komunikasi di Humboldt State University di California dan saat ini Asisten Profesor Komunikasi dan Jurnalistik di Universitas New Mexico. Dia telah melakukan penelitian tentang mediasi dan manajemen konflik selama 19 tahun dan telah menjadi mediator aktif selama delapan. Stephen telah menjadi konsultan untuk klien seperti Waco Youth Summit, Aliansi untuk Konstruktif Komunikasi, Kota Cupertino, Columbia Basin College, dan Washington State University.
Stephen W. Littlejohn adalah orang komunikasi yang juga berbicara tentang filsafat komunikasi. Littlejohn menelaah teori dan
proses komunikasi. Littlejohn membagi proses komunikasi dalam tiga tahap dan empat tema utama. Tahapan itu adalah tahap metateoritis, hipotetis dan deskriptif.Tema utamanya adalah tema epistemologis, ontologis, perspektif dan aksiologis.
Dalam bukunya yang berjudul "Theories of Humas Communication", Littlejhon menyajikan suatu sub bab yang berjudul "Philosophical Issues in the Study of Communication", yang menelaah teori dan proses komunikasi dengan membagi menjadi tiga tahap dan empat tema. Tahap pertama adalah metatheorical, kedua hypothetical, dan ketiga descriptive. Sedangkan tema yang empat itu adalah epistemology[pertanyaan mengenai pengetahuan],onology [pertanyaan mengenai eksistensi], perspective [pertanyaan mengenai fokus] dan axiology[pertanyaan mengenai nilai].
Tahap Metatheorical, Meta mempunyai beberapa pengertian, yakni [1] berubah dalam posisi/changed in position, [2] melebihi/beyond, diluar pengertian dan pengalaman manusia/trancending, serta lebih tinggi/higher.
Sedangkan pengertian teori menurut Schramm adalah "suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi dapat dihasilkan yang dapat dikaji secara ilmiah, serta pada dasarnya dapat dilakukan dengan prediksi mengenai tingkah laku".
Littlejohn sendiri mengartikan metateori sebagai spekulasi terhadap sifat penyeledikan yang melebihi atau luar isi khusus dari teori tertentu. Penyeledikan tersebut bisa berupa pertanyaan apa yang akan diamati, bagaimana pengamatannya dilakukan, dan bentuk teori yang bagaimana yang akan diambil.

B. Pemikiran Stephen W. Littlejohn
Komunikasi menurut Littlejohn dapat digambarkan dalam matrik persilangan antara tingkah laku sumber pesan dan tingkah laku penerima pesan, sebagai berikut.
Perilaku
Penerima Pesan                                      Perilaku sumber pesan
                                    Symptom [gejala]    Pesan non-verbal    Pesan verbal
Tidak diterima                    1A                              2A                           3A
Diterima kemudian            1B                               2B                           3B
Diterima ketika itu             1C                               2C                           3C

Penjelasan dari masing-masing kotak adalah sebagai berikut:
1A. Tingkah laku dengan gejala tidak terasa seperti anda menguap, tetapi tak seorangpun yang melihatnya. (Kebanyakan orang sepakat jika hal ini bukanlah komunikasi. Atau setidaknya, hal ini bukan komunikasi interpersonal, tetapi mungkin dapat disebut sebagai komunikasi intrapersonal).
1B. Gejala-gejala terasa yang terjadi sambil lalu seperti anda menguap, lalu teman anda menyadari bahwa anda lelah meskipun ia tidak memperhatikan anda pada saat itu.
1C. Gejala yang diterima ketika itu juga. Seperti anda menguap lalu teman anda bertanya “Apakah cerita saya membosankan ?”
2A. Pesan-pesan nonverbal yang tidak terasa, seperti anda melambaikan tangan kepada teman anda, tetapi ia tidak melihat anda.
2B. Pesan-pesan nonverbal yang bersifat sambil lalu seperti teman anda menyatakan “Maaf saya tidak membalas lambaian tanganmu, tetapi saat itu saya sedang memikirkan sesuatu dan tidak menyadari kalau kamu melambai ke arahku samapai saya berbelok di ujung jalan itu”.
2C. Pesan-pesan nonverbal yang diterima ketika itu juga. Seperti anda melambaikan tangan ke arah teman anda dan teman anda balas melambaikan tangan ke arah anda.
3A. Pesan-pesan verbal yang tidak terasa, anda mengirim surat ke teman anda tetapi suratnya hilang selama dalam pengiriman.
3B. Pesan-pesan verbal yang terjadi sambil lalu. Anda mengomeli putri anda karena telah menjadikan ruangan berantakan dan meskipun ia tahu anda sedang berbicara dengannya, namun ia tidak benar-benar sedang memperhatikannya.
3C. Pesan-pesan verbal yang diterima ketika itu juga. Anda berpidato di depan sekelompok orang yang memang sangat ingin mendengar apa yang harus anda ucapkan.

3. Whitney R. Mundt
a. Biografi
Whitney R Mundt lahir, pada 2 November, British Broadcasting Corporation (BBC) memulai debutnya reguler pertama di dunia layanan televisi definisi tinggi. Saluran ini memiliki jadwal yang singkat - Senin sampai Sabtu, 3: 00 p ke 4: 00 p dan 9: 00 p 10: 00 p. Siaran pertama adalah "Pembukaan BBC Television Service".
Pada usia 23 tahun, Whitney masih hidup ketika pada 3 Januari, Alaska menjadi negara ke-49 dari Amerika Serikat dan negara bagian pertama bukan bagian dari Amerika Serikat berdekatan. Bendera tersebut berubah untuk menampilkan 49 bintang.
Saat berusia 33 tahun, pada tanggal 20 Juli, orang pertama berjalan di bulan. Apollo 11 astronot Neil A. Armstrong dan Edwin E. Aldrin Jr berdua berjalan di bulan tapi itu Armstrong yang pertama kali menginjak bulan. Mereka memenuhi janji komitmen Presiden Kennedy pada tahun 1961 untuk menempatkan manusia di bulan sebelum akhir dekade ini.
Dia berusia 46 tahun ketika pada 14 September, Putri Grace dari Monaco (aktris Amerika Grace Kelly), 52, meninggal karena luka ketika mobilnya terjun dari jalan gunung. Putrinya yang berusia 17 tahun, Stephanie, juga di dalam mobil dan menderita luka serius tetapi pulih. Diyakini bahwa kecelakaan itu disebabkan ketika Putri Grace, yang sedang mengendarai, mengalami stroke ringan.
Pada tahun kematian Whitney R Mundt ini pada usia 60 tahun, pada tanggal 5 Juli, mamalia kloning pertama - "Dolly domba" - lahir di Skotlandia. Dia memiliki tiga ibu. Dolly hidup sampai berusia 6 tahun dan menghasilkan 6 anak domba. Sejak, domba-domba lain telah diklon serta kuda, babi, rusa, dan sapi.

b. Pemikiran Whitney R. Mundt
Whitney R. Mundt tidak memperhitungkan filsafat komunikasi sebagai filsafat yang sebenarnya. Filsafat komunikasi menampilkan kekuatan media dan prinsip-fungsi media berikut hubungannya dengan negara. Mundt dalam filsafatnya menyatakan penjelasan keterpautan pemerintah dengan jurnalistik di mana keseimbangan kekuatan selalu bergeser.
Menurut Mundt, pers terbagi menjadi lima yakni:
- Otoritarian, yakni sistem pers dimana ada sensor dan lisensi dari pemerintah. Pemerintah menekan kritik sehingga kekuasaan terpelihara.
- Sosial-otoritarian, yakni pers dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah untuk melengkapi pers guna mencapai tujuan ekonomi nasional dan tujuan filsafati.
- Libertarian, yakni ketiadaan pengawasan pemerintah [kecuali undang-undang tentang fitnah dan cabul], untuk menjamin berkembangnya gagasan secara bebas [free market place of ideas].
- Sosial-libertarian, yakni pengawasan pemerintah secara minimal untuk menyumbat saluran-saluran komunikasi dan untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libertarian.
- Sosial-sentralis, yakni kepemilikan pemerintah atau lembaga umum dengan saluran komunikasi terbatas untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libertarian

0 Response to "TOKOH FILSAFAT KOMUNIKASI DAN HASIL PEMIKIRANNYA"

Post a Comment